Silahkan klik PuisiLover@groups.facebook.com untuk bergabung bersama kami di facebook

Sabtu, 26 Maret 2011

TAHANAN

        Atas ranjang batu tubuhnya panjang bukit barisan tanpa bulan kabur dan liat dengan mata sepikan terali Di lorong-lorong jantung matanya para pemuda bertangan merah serdadu-serdadu Belanda rebah Di mulutnya menetes lewat mimpi darah di cawan tembikar dijelmakan satu senyum barat  di perut gunung (Para pemuda bertangan merah adik lelaki neruskan dendam) Dini hari bernyanyi di luar dirinya Anak lonceng menggeliat enam kali di perut ibunya Mendadak dipejamkan matanya Sipir memutar kunci selnya dan berkata -He, pemberontak hari yang berikut bukan milikmu ! Diseret di muka peleton algojo ia meludah tapi tak dikatakannya -Semalam kucicip sudah betapa lezatnya madu darah. Dan tak pernah didengarnya enam pucuk senapan meletus bersama
 
 
                    Kisah Th VI, No 11 Nopember 1956